Belakangan ini, fitur dual kamera begitu banyak ditawarkan oleh pabrikan smartphone. Harga yang kini relative terjangkau membuat ponsel dual kamera digemari oleh para pengguna smartphone. Maklum, satu tahun lalu, fitur ini memang masih menjadi ‘barang mewah’ yang hanya ada pada ponsel kelas flagship.
Nah, jika Anda termasuk yang kini mendambakan smartphone dual kamera, mungkin artikel ini pas untuk dijadikan bahan pertimbangan. Pertanyaan yang paling umum adalah, apakah dual kamera lebih baik dari single kamera?
Untuk lebih jelasnya, kami akan ulas cara kerja kamera ganda yang bayak digunakan pada smartphone kekinian, dan apa yang bisa dan tidak bisa digunakan oleh fitur ini. Yang jelas, dual kamera tidak selalu lebih unggul dari single kamera. Jadi jangan terjebak dalam pemikiran itu. Sebab, jumlah kamera tidak berbanding lurus dengan kualitas foto yang baik alias tidak bisa dijadikan patokan.
Menurut sebuah artikel yang pernah diunggah pada laman Ubergizmo, peruntukan kamera sekunder lebih kepada suplemen untuk menciptakan fungsionalitas baru (berseni, efek) daripada meningkatkan kualitas gambar (dalam arti sempit, bukan pada artistiknya).
Apakah menggunakan satu kamera pada ponsel dual kamera dan sensor fusi (penggabungan data dari dua sensor) mengalahkan sistem single-lensa terbaik saat ini? Sejauh ini, boleh dibilang tetap merupakan konsep yang belum terbukti.
Sistem dual-kamera pada smartphone bisa Anda manfaatkan untuk tiga hal:
- Potret foto (bokeh / blur)
- Telephoto (zoom)
- Foto sudut lebar (wide angel)
Potret Fotografi (Bokeh)
Diperkenalkan oleh HTC (HTC M8), disempurnakan oleh Huawei (Huawei P9) dan diikuti oleh Apple (iPhone 7+), fotografi potret mengacu pada kemampuan memotret dengan latar belakang yang bagus (disebut Bokeh, dari istilah Jepang). Efek blur membuat subjek foto lebih menonjol, lebih fokus dan memusatkan perhatian padanya, sehingga menghasilkanseni foto yang bagus.
Secara teori, dengan kamera besar seperti kamera DSLR atau prosumer, efek ini bisa dihasilkan secara alami bila ukuran lensa dan ukuran aperture cukup besar untuk membuat blur analog.
Oleh karena ponsel memiliki lensa dan sensor yang terlalu kecil untuk menghasilkan bokel secara alami (analog), sehingga proses emulasi dengan perangkat lunak memainkan peran: karena piksel berada jauh dari area fokus atau bidang fokus, keduanya buram secara artifisial dengan menggunakan salah satu dari sekian banyak algoritma blur yang biasa digunakan dalam pemrosesan gambar.
Untuk mengetahui sejauh mana masing-masing pixel dari area fokus itu, caraterbaik dan lebih cepat untuk melakukannya adalahdengan dua foto yang diambil dengan pemisahan jarak kurang lebih 1cm. Karena panjang pemisahannyatetap ditambah kemampuan untuk mengambil dua gambar pada saat bersamaan, sangat memungkinkanuntuk melakukan triangulasi kedalaman setiap piksel pada foto (menggunakan algoritma stereo multi-view). Dari situ, mudah untuk mendapatkanestimasi yang sangat baik terhadap posisi masing-masing pixel, khususnya terhadap area fokus.
Singkatnya, ponsel dual-kamera menyederhanakanprosesnya karena bisa memotret dua foto secara bersamaan. Sistem single lensa juga memungkinkan pengguna untuk mengambil dua foto secara berurutan untuk memainkan efek bokeh(dengan sudut yang berbeda) atau menggunakan pendekatan kedalaman yang lebih rendah.
Hasilnya adalah ketika keduanya mengandalkan pemrosesan lebih lanjut dengan software, mengambil foto potret / bokeh pada ponsel dual-kamera memilikipengalaman yang jauh lebih baik (dibandingkan dengan emulasi).
Namun,satu hal yang membuatnya tidak nyaman adalah ada beberapa penambahan "mode foto" sehngga dengan tambahan antarmuka itu bisa sedikit menggangu. Sebab fitur ini toh tidak juga sering digunakan. Idealnya, fungsi ini bisa dilakukan secara otomatis, namun sangat sulit bagi kamera ponsel untuk "mengetahui" apa maksud pengguna.
Anda bisa saja melakukan pengaturan untuk selalu mengambil foto bokeh selain yang normal. Namun, itu akan menyebabkan pemborosan ruang dan dapat menambahkan waktu pemrosesan (lag) pada pengalaman penggunaan kamera.
Kelemahan lainnya adalah, setiap varian perangkat lunak Bokeh akan memiliki beberapa hal aneh yang biasanya terjadi di bagian tepi pada subjek yang difokuskan karena informasi tang didapat tidak sebanyak seperti yang dimiliki oleh kamera dengan sensor dan lensa yang besar. Keanehan itu akan tergantung pada metode yang digunakan untuk menghasilkan peta kedalaman, dan bluritu sendiri.
Telephoto (zoom)
Secara sederhana, untuk mengukur zoom kamera atau lensa, kita memerlukan referensi atau titik awal pada kamera atau lensa yang sedang kita bicarakan. Untuk menemukan tingkatan zoom, kita membagi focal length saat ini dengan minimum yang tersedia. Jadi jika bergerak dari 25 mm sampai 50 mm, itu berarti sama dengan zoom 2x, begitu juga jika bergerak dari 18 mm menjadi 36 mm. Zoom adalah istilah relatif, namun memiliki hubungan langsung antara dua focal length.
Nah, pada smartphone dual kamera dengan lensa "telephoto" seperti yang dimiliki oleh iPhone 7 Plus dan Xiaomi Mi A1, ada dua sensor kamera dengan sepasang lensa yang menawarkan panjang tetap, namun berbeda focal length.
Misalnya, pada kamera ganda yang menawarkan focal length 24 mm dan 36 mm, memberi kita potensi mendapatkan"optical zoom" 1.5x. Tentu saja ini bukan zoom asli karena tidak ada bagian lensa yang bergerak memanjang, namun hasil akhirnya tetap disebut zoom. Ukuran sensor, ukuran pixel, dan aperture lensa juga bisa berbeda antar sensor, yang tentu saja akan memiliki pengaruh tersendiri terhadap kualitas gambar dari masing-masing kamera.
Contoh pada kamera iPhone 7 Plus dan Xiaomi Mi A1 yang mengenalkan kamera sekunder sebagai optical zoom (2X). Pada kamera iPhone 7 Plus misalnya, Apple memadukan lensa 28 mm dan lensa 56 mm, dan logikanya menawarkan potensi zoom optik 2x. Ini berarti bahwa kita dapat menangkap gambar close up dengan 28 mm atau zoom 1x, dan kemudian beralih ke lensa 56 msehigga menjadi zoom 2x dan menangkap gambar pada jarak yang lebih jauh tanpa kehilangan secara detail.
Dengan demikian, dimungkinkan untuk melakukan zoom dengan mengandalkankamera kedua, tanpa kehilangan resolusi. Sayangnya, zoom 2x ini sebetulnya terasa sia-sia sebab kurang lebih hasilnya akan sama jika Anda bergerak maju kurang lebih 1 meter mendekati objek foto.
Wide Angel/Sudut Lebar
Wide-angle photography adalah kebalikan dari telephoto, digunakan untuk mendapatkan sudut lebar dengan menunjukkan "lebih" dari apa yang ada di depan Anda. Wide-angle photography diperkenalkan sebagai sistem lensa kedua pada LG G, V20, G6 juga pada kamera Asus Zenfone 4 Max Pro.
Fotografi wide-angel sangat berguna untuk menangkap pengalaman mendalam seperti berada di kerumunan konser, atau tempat yang lebih luas. Hal ini juga biasanya bagus untuk pemandangan kota, menangkap bangunan tinggi dan hal-hal lain yang tidak dapat dilihat oleh lensa biasa.
Nah, menurut kolumnis di Ubergizmo, ini adalah implementasi dual lens yang terbaik atau paling berharga saat ini. Mengapa?
1. Sering digunakan
2. Tidak bisa dimanipulasi dengan cara lain
Ketika menangkap gambar wide angel, pengguna tidak perlu beralih ke mode "tertentu" karena pengalih kamera terjadi saat orang memperbesar atau memperkecil tampilan, yang terintegrasi sempurna ke dalam pengalaman kamera biasa.
Menurut LG, 50% pengguna dual kamera menggunakan sudut lebar sebagai kamera utama mereka. Ini adalah jumlah besar, yang mungkin lebih besar dari penggunaan mode Portrait.Bila dibandingkan dengan fotografi telefoto, orang akan berpendapat bahwa foto wide angel lebih bermanfaat.
Dual Lens dan Higher-Quality Photography (Fusion Sensor)
Gagasan menggunakan beberapa lensa untuk meningkatkan kualitas foto dengan menggabungkan dan memanfaatkan data mungkin secara intuitif masuk akal, namun tidak ada satupunkamera single yang diterapkan pada dual-kamera mobile yang bisa mengalahkan kamera single mobile pada smartphone flagship.
Anda mungkin pernah mendengarnya cara kerja dualkameradimana kamera pertama ditugaskan untuk menangkap cahaya, sementara kamera sekunder-nya menangkap warna. Kamera "yang hanya menangkap cahaya" bahkan bisa membuat filter RGB-nya dihapus agar lebih banyak cahaya masuk, memang terdengar bagus, namun kenyataannya ada banyak masalah saat digunakan:
- Sistem lensa ganda terlalu sering menampilkan dua hal yang berkualitas rendah (area permukaan dan ukuran piksel)
- Sulit untuk menyelaraskan data dari kedua sensor yang bisa berakibatmenurunkan ketajamannya
- Penyesuaian gambar sangat bervariasi tergantung pabrikan
Hal ini sama saja dengan mencoba menggunakan dua teleskop kecil untuk mengalahkan teleskop yang lebih besar. Secara umum, tidak bisa sesederhana itu. Idealnya, Anda mungkin menginginkan setidaknya memiliki dualkamera yang masing-masing kameranya berkualitas "top", namun kenyataannya akan menjadi mahal, sehingga kualitas dual-kamera mengarah pada kompromi pada kualitas perangkat keras.
Belum lagi Anda juga dihadapkan dengan tuntutan agar fitur lainnya yang ada di ponsel juga harus lebih baik, tentu akan lebih mahal lagi perangkat yang Anda incar. Yang cukup menarik, banyak pabrikan yang memperlakukan ponsel dual-camera yang menggunakan sensor yang lebih kecil agar kamera tersebut mudah disisipkan pada ponsel.
Kabar baiknya, sekarang inipengambilan gambar berurutan dengan single lensa bisa dilakukan sangat cepat (jugalebih hemat daya). Meskipun tetap beresiko menciptakan serangkaian masalah sendiri seperti motion ghosting, gambar yang kurang pas, namunGoogle telah berhasil melakukannya lewat Google Pixel, memanfaatkan kekuatan algoritme untuk menjadikannya sebagai kamera mobile papan atas.
Saat ini, kamera yang ada pada Galaxy S7 / S8 dan Google Pixel termasuk kamera mobile terbaik yang ada saat ini untuk kelas Android, sehingga membuktikan bahwa sistem dual-kamera memiliki beberapa kelebihan (mode potret yang mudah), namun tidak sebanding dengan kualitas sistem single lensa terbaik.
Kesimpulan
Dua tidak selalu lebih baik dari satu, itu sudah pasti. Apa yang terbaik "untuk Anda" tergantung pada bagaimana niat Anda menggunakan kamera dan seberapa banyak "usaha" yang akanAnda lakukan. Jika Anda tidak terbebani dalam hal menggonta-ganti mode kamera dimana kebanyakan orang belum mengerti, Anda dapat memanfaatkan kemampuan dual-kamera untuk Bokeh dan Portrait.
Jika Anda sering bepergian dan mengunjungi tempat-tempat menarik, kamera sudut lebar/wide angelpasti layak untuk dicoba. Nah, jika Anda adalah orang sekedar ingin menangkap momen hebat tanpa "memikirkan seni lewat efek khusus" atau tak ingin melakukan usaha ekstra, sistem kamera tunggal adalah pilihan terbaik yang bisa diandalkan dengan sempurna untuk Anda. (*)
nice info gan
BalasHapuslampu service